LUBANG WARAK - Xiaomi kembali memberi jawaban bagi konsumen yang menginginkan ponsel berspesifikasi mumpuni dengan banderol terjangkau lewat Redmi Note. Soal performa, ponsel yang satu ini juga tak bisa dipandang sebelah mata.
Selain di sisi harga, daya tarik Xiaomi terletak di jeroannya yang telah dibekali prosesor octa core. Ditambah lagi Xiaomi juga membenamkan OS
MIUI besutannya yang diklaim optimal.
Dari data yang pernah disampaikan Xiaomi, paduan kedua sektor tersebut pun diklaim bisa mendongkrak performa Redmi Note mendekati ponsel-ponsel yang ada di atasnya. Tentu harus dibuktikan oleh hasil pengujian.
Penggunaa RAM sebesar 2 GB juga bikin pengoperasian Redmi Note terasa mulus tanpa lag. Optimalisasi OS MIUI di Redmi Note sepertinya cukup terbukti efektif. Sehingga rasanya seperti pakai ponsel yang harganya jauh lebih mahal. Padahal harga cuma berada di angka Rp 1,9 jutaan.
Makin penasaran soal Redmi Note? Berikut ulasan phablet yang lumayan bikin heboh ranah smartphone ini.
1. Desain Bukan yang Utama
Pertama kali memegang Redmi Note, impresi merasa biasa saja. Hampir tak ada yang istimewa pada phablet yang dihargai Rp 1,9 jutaan ini. Pun begitu pemilihan material bodi oleh Xiaomi pada Redmi Note terbilang lumayan, terlihat mahal.
Redmi Note yang terima punya kelir putih glossy yang dipermanis dengan sentuhan seperti mutiara. Sehingga bila diperhatikan memang tampak agak berkilauan.
Tapi sayangnya karena permukaan yang mulus, Redmi Note cenderung licin saat digenggam. Mungkin penggunaan soft cover bisa dipertimbangkan supaya bikin Redmi Note mantap digenggam.
Sementara bila menilik desainnya, Redmi Note sebenarnya punya desain yang sama persis dengan Redmi 1S. Perbedaan terbesarnya cuma terletak diukuran yang lebih besar. Redmi Note punya bentang 5,5 inch, sedangkan Redmi 1S sebesar 4,7 inch.
Penempatan tombol power dan volume-nya pun sama persis yakni berada di sisi kanan. Keuntungan penempatan di satu lokasi ini bisa dibilang lebih nyaman, karena pengguna bisa mengaksesnya dengan hanya satu jari yakni ibu jari kanan.
Sementara bila tombol power diletakkan terpisah, misalnya di sisi atas, pengguna harus menggunakan jari lainnya untuk menekannya.
Sedangkan penempatan port audio dan micro USB berada di lokasi yang standar yakni sisi atas dan bawah.
Redmi Note 2 tidak mengusung desain unibody, artinya pengguna bisa membuka bagian penutup belakangnya. Xiaomi sendiri juga menempatkan slot kartu SIM dan micro SD tepat di atas baterai yang memasok dayanya.
Penempatan kamera di bagian belakang Redmi Note juga sama persis dengan Redmi 1S yakni berada di tengah atas, sedangkan lampu flash-nya tepat berada di bawah kamera. Tapi untuk lubang speaker-nya digeser jadi ke posisi bawah.
Sekarang beralih ke depan. Tampilan Redmi Note lagi-lagi sama persis dengan Redmi 1S. Tapi untuk ikon home, back, dan menunya Redmi Note jauh lebih baik, karena seluruhnya kini dibekali lampu background.
Jadi saat digunakan di tempat yang minim cahaya, ikon-ikon tersebut gampang terlihat. Tak seperti Redmi 1S yang mengharuskan penggunanya meraba-raba posisi ikon saat memakainya di tempat minim cahaya.
Jadi secara keseluruhan, desain Redmi Note sebenarnya biasa saja, tak ada yang ditonjolkan. Mungkin saja Xiaomi memang tak ingin menjadikan desain Redmi Note sebagai patokan atas kelebihan yang dimiliki. Perusahaan China ini sepertinya lebih ingin menonjolkan sisi lainnya, misalnya performa.
2. Spesifikasi yang Bikin Heboh
Sebenarnya informasi soal spesifikasi Redmi Note sudah bisa dengan mudah diketahui di dunia maya. Tapi tak ada salahnya menjabarkannya, apalagi ini adalah salah satu bagian penting Redmi Note yang bikin konsumen penasaran.Daya tarik pertama Redmi Note di sisi jeroan adalah penggunaan prosesornya. Saat produsen lainnya masih menyodorkan prosesor quad core pada produk besutannya.
Xiaomi bikin heboh, karena telah menawarkan prosesor berteknologi octa core di rentang harga produk yang kebanyakan masih pakai prosesor quad core.
Xiaomi membekali Redmi Note dengan prosesor octa core MT6592 besutan MediaTek yang punya kecepatan clock 1,7 GHz. Makin menarik kala Redmi Note juga dibekali RAM 2 GB. Sehingga masalah lag yang biasanya dialami ponsel dengan RAM terbatas bakal terminimalisir pada Redmi Note.
Sedangkan untuk memori internalnya, Xiaomi memberikan ruang sebesar 8 GB. Tapi kalau dirasa masih kurang, pengguna bisa menambahkannya lewat slot micro SD yang bisa menelan hingga kapasitas 32 GB.
Sementara untuk sektor kamera, Redmi Note menyodorkan pengguna kemampuan 13 MP sebagai kamera utama. Termasuk juga kamera depan 5 MP yang siap digunakan untuk ber-selfie ria oleh pengguna.
Redmi Note punya bentang layar IPS 5,5 inch yang menempatkannya sebagai phablet. Resolusi layarnya juga sudah mendukung HD (1280x720 pixel). Adapun sebagai pasokan dayanya, Xiaomi mempercayakan pada baterai jenis Lithium Polymer 3.200 mAh.
Menariknya, dengan spesifikasi yang diusungnya itu Xiaomi membanderolnya di angka Rp 1,9 jutaan.
Padahal produsen lainnya rata-rata masih menawarkan ponsel dengan spesifikasi yang mirip di atas harga Rp 2 juta. Itu sebabnya Redmi Note 2 bikin heboh, karena spesifikasinya lumayan tapi harganya cukup terjangkau.
3. Pembuktian Performa
Xiaomi kerap menonjolkan performa ponsel besutannya, tak terkecuali juga Redmi Note. Bahkan saat peluncurannya di Indonesia beberapa waktu lalu, Hugo Barra, VP Xiaomi Global, dengan pede menunjukkan performa Redmi Note yang diklaim mampu menempel ponsel-ponsel di atasnya.
Nah, sekarang pembuktiannya. Seperti biasa, menggunakan aplikasi AnTuTu dan 3DMark dalam pengujian performa ini.
Kedua aplikasi benchmark ini memang kerap dijadikan standar untuk membuktikan kinerja sebuah ponsel, b
AnTuTu
Mengejutkan! Ungkapan yang berlebihan memang, tapi performa Redmi Note memang terbukti mumpuni. Di pengujian menggunakan AnTuTu, Redmi Note sukses menorehkan skor sebesar 34114 poin. Skor yang cukup tinggi untuk ukuran ponsel menengah.
Bahkan selisihnya hanya sedikit dengan LG G3 dan Nexus 5 yang merupakan ponsek kelas atas. Di aplikasi AnTuTu, kedua ponsel tersebut menorehkan skor di kisaran angka 37 ribu hingga 38 ribu poin. Padahal keduanya telah dibekali prosesor yang jauh lebih kencang yakni keluarga Snapdragon 800.
Jadi bisa dibilang keputusan Xiaomi menggunakan prosesor octa core pada Redmi Note cukup berhasil mendongkrak performanya. Ya, setidaknya versi AnTuTu.
3DMark Ice Storm Unlimited
Sekarang giliran pembuktian menggunakan aplikasi 3DMark. Menariknya, saat pertama kali menjalankan aplikasi 3DMark, Redmi Note langsung direkomendasikan untuk menjalankan tes tertinggi dalam pengujian yakni Ice Storm Extreme.
Tapi tak memilih pengujian tersebut, melainkan memilih pengujian Ice Storm Unlimited. Tujuannya adalah agar hasil pengujian selaras dengan berbagai pengujian lainnya yang telah diumbar di dunia maya.
Dalam pengujian ini keadaan berbalik, Redmi Note yang berjaya di pengujian AnTuTu, malah melempem di pengujian Ice Storm Unlimited. Phablet garapan Xiaomi ini cuma sanggup menorehkan skor di angka 6008 poin.
Raihan tersebut berselisih sangat jauh dari nilai yang mampu ditorehkan ponsel-ponsel kelas atas yang rata-rata berada di angka 20 ribuan poin.
Adapun penyebab rendahnya skor Redmi Note di pengujian ini diduga berasal dari prosesornya yang meski punya 8 core tapi masih mengandalkan arsitektur Cortex-A7. Yang mana jenis arsitektur yang satu ini memang lebih fokus pada efisiensi ketimbang performa.
Sedangkan pengujian Ice Storm Unlimited benar-benar menguji sisi performa dari sebuah prosesor dan juga chip grafis hingga ke level tertingginya. Jadi untuk pengujian yang satu ini, Redmi Note memang harus rela berada di jajaran ponsel menengah yang punya performa mencukupi.
Tapi setidaknya berkat penggunaan RAM 2 GB pengguna jadi lebih nyaman memakai Redmi Note 2. Karena jadi terminimalisir dari gejala lag yang kadang dialami oleh ponsel dengan kapasitas RAM terbatas.
4. Kamera Khas Ponsel Murah
ebenarnya Redmi Note dibekali kamera yang terbilang punya kemampuan
mumpuni yakni sebesar 13 MP. Namun sayangnya hal itu ternyata tak
menjamin phablet Xiaomi bisa memberi hasil jepretan yang baik. Sejumlah
pengujian yang dilakukan membuktikan hal tersebut.
Pertama detikINET mengambil gambar di kondisi inddoor.
Jangan berharap dapat hasil jepretan yang tajam, karena gambar yang
dihasilkan didominasi oleh terlalu banyak titik yang kurang fokus.
Selain itu tingkat noise juga cukup mengganggu.
Berlanjut ke kondisi outdoor, cuma berani bilang hasilnya cukup baik. Karena meski kelihatannya cukup bagus, bisa dibilang hasilnya tak jauh berbeda dengan kamera 13 MP dari ponsel asal china lainnya yang ditawarkan di rentang harga yang sama dengan Redmi Note.
Sedangkan untuk cara pengambilan objek secara makro hasilnya juga kurang memuaskan. Kendala yang dialami adalah sulitnya mendapatkan fokus pada objek yang difoto, jadi selalu tidak fokus.
Diulang beberapa kali baru bisa mendapat fokus di area yang diinginkan. Itu pun setelah difoto hasilnya tetap diluar ekspektasi alias fokusnya kurang tajam.
Jadi kesimpulannya, baiknya jangan terlalu banyak berharap dengan kamera 13 MP yang ada di Redmi Note. Mungkin karena alasan menekan harga dan lebih menonjolkan sisi performa, Xiaomi terpaksa harus menggunakan komponen kamera yang masuk kategori biasa saja.
Anehnya, bila dibandingkan dengan Redmi 1S yang harganya lebih murah dan dengan kemampuan kamera yang cuma 8 MP, hasilnya malah lebih bagus menggunakan kamera Redmi 1S. Andai Xiaomi membenamkan kamera 8 MP Redmi 1S di Redmi Note, mungkin phablet ini bakal tanpa cela. Atau mungkin saja update OS MIUI bisa memperbaiki kelemahan tersebut.
5. Cuma untuk Pemburu Performa
Berbekal prosesor octa core dan RAM 2 GB yang dibanderol cuma Rp 1,9
jutaan, tak dapat dipungkiri Redmi Note memang menyimpan daya tarik
tersendiri. Tapi ya memang hanya unggul di sisi performa, jadi jangan
berharap lebih dari itu.
Dari pengujian benchmark yang dilakukan , bisa dibilang Redmi Note sukses menempel ketat ponsel-ponsel kelas atas untuk versi AnTuTu. Aplikasi AnTuTu sendiri telah jadi standar aplikasi bagi banyak reviewer untuk membuktikan performa sebuah ponsel, terutama untuk mensimulasikan pemakaian sehari-hari.
Sehingga bisa dibilang hasil AnTuTu memang cukup relevan. Tapi giliran digenjot menggunakan aplikasi 3DMark lewat pengujian Ice Storm Unlimited yang butuh resource besar, baru ketahuan performa maksimal prosesor octa core yang digunakan Redmi Note ternyata tak kencang-kencang amat.
Tak seperti AnTuTu, pengujian Ice Storm Unlimited memang benar-benar menguras resource sebuah prosesor dan chip grafis. Jadi hasil yang ditorehkan Redmi Note di pengujian ini yang cuma bisa sejajar dengan ponsel sekelasnya, rasanya wajar.
Karena meski 8 core, arsitektur prosesor yang digunakan masih Cortex-A7 yang fokus ke efisiensi ketimbang performa.
Pun demikian, pengujian seperti Ice Storm Unlimited tak selalu dialami ponsel di penggunaan sehari-hari. Terbukti saat menjalankan sejumlah game 3D yang punya grafis mumpuni, Redmi Note bisa menjalankannya tanpa masalah berarti. Meski juga kualitas grafisnya juga tak sebagus bila menggunakan ponsel yang punya spesifikasi lebih tinggi.
Sekarang beralih ke bagian yang tak kalah penting bagi sebagian besar pengguna ponsel. Ya, sektor kamera. Pengujian membuktikan Redmi Note bukan untuk pengguna yang hobi jeprat-jepret. Memang kemampuan kameranya 13 MP, tapi hasilnya tak mencerminkan kemampuan tersebut.
Baik dalam kondisi indoor, outdoor, maupun pengambilan gambar secara makro, semua hasil jepretannya biasa saja, khas ponsel China kelas menengah. Malah bila dibandingkan dengan hasil jepretan Redmi 1S yang cuma punya kemampuan kamera 8 MP, detikINET lebih memilih Redmi 1S.
Tapi memang lagi-lagi balik ke harga. Dengan banderol harga yang cuma Rp 1,9 jutaan, cukup sulit menemukan tandingan Redmi Note. Sejauh ini Redmi Note masih jadi ponsel paling relevan di rentang harga tersebut.
Jadi sekali lagi! Redmi Note cuma soal performa, jangan berharap lebih.
Dari pengujian benchmark yang dilakukan , bisa dibilang Redmi Note sukses menempel ketat ponsel-ponsel kelas atas untuk versi AnTuTu. Aplikasi AnTuTu sendiri telah jadi standar aplikasi bagi banyak reviewer untuk membuktikan performa sebuah ponsel, terutama untuk mensimulasikan pemakaian sehari-hari.
Sehingga bisa dibilang hasil AnTuTu memang cukup relevan. Tapi giliran digenjot menggunakan aplikasi 3DMark lewat pengujian Ice Storm Unlimited yang butuh resource besar, baru ketahuan performa maksimal prosesor octa core yang digunakan Redmi Note ternyata tak kencang-kencang amat.
Tak seperti AnTuTu, pengujian Ice Storm Unlimited memang benar-benar menguras resource sebuah prosesor dan chip grafis. Jadi hasil yang ditorehkan Redmi Note di pengujian ini yang cuma bisa sejajar dengan ponsel sekelasnya, rasanya wajar.
Karena meski 8 core, arsitektur prosesor yang digunakan masih Cortex-A7 yang fokus ke efisiensi ketimbang performa.
Pun demikian, pengujian seperti Ice Storm Unlimited tak selalu dialami ponsel di penggunaan sehari-hari. Terbukti saat menjalankan sejumlah game 3D yang punya grafis mumpuni, Redmi Note bisa menjalankannya tanpa masalah berarti. Meski juga kualitas grafisnya juga tak sebagus bila menggunakan ponsel yang punya spesifikasi lebih tinggi.
Sekarang beralih ke bagian yang tak kalah penting bagi sebagian besar pengguna ponsel. Ya, sektor kamera. Pengujian membuktikan Redmi Note bukan untuk pengguna yang hobi jeprat-jepret. Memang kemampuan kameranya 13 MP, tapi hasilnya tak mencerminkan kemampuan tersebut.
Baik dalam kondisi indoor, outdoor, maupun pengambilan gambar secara makro, semua hasil jepretannya biasa saja, khas ponsel China kelas menengah. Malah bila dibandingkan dengan hasil jepretan Redmi 1S yang cuma punya kemampuan kamera 8 MP, detikINET lebih memilih Redmi 1S.
Tapi memang lagi-lagi balik ke harga. Dengan banderol harga yang cuma Rp 1,9 jutaan, cukup sulit menemukan tandingan Redmi Note. Sejauh ini Redmi Note masih jadi ponsel paling relevan di rentang harga tersebut.
Jadi sekali lagi! Redmi Note cuma soal performa, jangan berharap lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar