Lubang Warak - Sebagai orang tua, sangat wajar bila ingin memberi anak obat agar
penyakitnya hilang. Hanya saja, takaran dosis dan penggunaannya harus
tepat. Jika tidak, anak akan jadi mudah alergi.
dr Zakiudin
Munasir, SpA(K), Ketua Divisi Alergi dan Imunologi, FKUI-RSCM,
mengatakan bahwa kecenderungan orang tua sekarang yang mudah terlalu
panik membuat anak rentan diberi obat meski belum
membutuhkan. Jika
dilakukan terus-menerus, tubuh anak akan sensitif terhadap obat
tersebut.
"Kalau demam sedikit dikasih parasetamol, besoknya
dikasih parasetamol. Minggu depannya dikasih lagi, nanti lama-lama anak
jadi sensitif terhadap obat tersebut. Dan akhirnya alergi terhadap
parasetamol," tuturnya, dalam temu media Morinaga Allergy Week di
Kalcare, Lotte Shopping Avenue,
Menurut
dr Zaki, jika anak demam ringan tak perlu parasetamol. Kompres
merupakan salah satu pertolongan pertama yang dapat dilakukan. Namun
jika anak panas sudah berhari-hari dan panasnya semakin tinggi, saat itu
harus segera dibawa ke dokter.
Selain obat demam, dr Zaki juga
memperhatikan penggunaan antibiotik yang berlebihan. Menurutnya,
penggunaan antibiotik yang berlebihan sangat berbahaya. Antibiotik
memang akan memperkuat sistem imun tubuh terhadap serangan infeksi,
namun memperlemah sistem pertahanan alergi.
"Jadi di sistem imun
ada namanya sel T helper. TH1 ini untuk antibodi infeksi, dan TH2 untuk
antibodi alergi. Kalau TH1 ini sangat kuat, maka TH2 akan melemah yang
membuat anak menjadi lebih mudah alergi," tuturnya lagi.
Ia
menjelaskan bahwa pada prinsipnya, antibodi TH1 dan TH2 harus seimbang.
Hal ini bisa dilihat dari beragam penelitian soal antibodi tubuh, di
mana anak dengan TH1 lebih kuat akan sulit terserang penyakit infeksi
tapi lebih mudah alergi. Sebaliknya, anak dengan TH2 lebih kuat akan
lebih mudah terserang infeksi namun kuat terhadap alergen yang masuk ke
tubuh
Jika penggunaan antibiotik berlebihan dilakukan terus-menerus, bisa jadi
antibodi anak malah akan hilang. Sebabnya, antibiotik tidak hanya
membunuh kuman jahat, namun juga kuman baik yang ada di tubuh.
"Kalau seluruh kuman hilang, antibodi tidak ada pekerjaan. Akhirnya tubuh jadi tidak memproduksi lagi," ungkapnya.
"Yang
harus diperhatikan adalah bukan tidak boleh menggunakan antibiotik,
namun penggunaan antibiotik harus tepat guna dan tepat dosis, tidak
boleh berlebihan, dan harus dengan resep dokter," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar